Gurihnya Gulai Kepala Ikan ala Singapura

Gurihnya Gulai Kepala Ikan ala Singapura

Kepala ikan sering menjadi bahan makanan yang disisihkan di sebuah restoran atau tempat makan lainnya. Mereka lebih sering memakai badan ikan yang banyak dagingnya. Nah, Chef Subardi dari Bukti Darmo Golf Surabaya mengolahnya dengan bumbu gulai.

Selintas olahan dan hasilnya mirip olahan masakan Padang. Namun, gulai kepala ikan buatan Chef Subardi ini memakai racikan ala Singapura. Tidak pedas tetapi tetap gurih di lidah.

“Berbeda dengan masakan Padang yang umumnya berasa pedas. Gulai kepala ikan Singapura ini cabainya tidak dihaluskan, dimasukkan utuh langsung,” terang Subardi, 42. Jadi, rasanya tidak terlalu pedas. Kecuali Anda memakan cabai rawit utuh itu bersama nasi.

Subardi sendiri membuat sambal bawang sebagai teman sajian gulai ikan kepala ini. Rasanya sedap dan pedas. Bisa menjadi alternatif selain nyeplos cabai rawit utuh.
Perbedaan lainnya, cara mengolah kepala ikan ini. Biasanya orang memasak kepala ikan bersama bumbunya sekaligus di atas api. Bumbu tentu lebih meresap. Tetapi, Subardi memisahkan kepala ikan yang direbus dan bumbu gulai yang menyertainya.

Untuk menu ini ikan kakap dipilih karena dagingnya halus. Toh, jika tidak suka, Anda bisa menggantinya dengan kepala ikan bawal. Subardi juga memasukkan susu kental manis di antara bumbu yang dipakai. “Susu lebih menambah rasa gurih saja. Santan saja sebenarnya sudah cukup,” kata lelaki yang sudah bekerja di Bukti Darmo Golf selama tiga tahun ini.

Bersamaan dengan itu, Subardi menyajikan dua resep berbahan buntut dan iga sapi. “Supaya tidak keras, buntut dan iga sapi harus direbus sekitar tiga jam, kurang dari itu ya kurang empuk,” ujar Subardi.

Kecuali Anda memasak daging sapi atau beef. Lumuri daging sebelum direbus dengan pasrahan nanas agar lebih empuk ketika dimakan. Beef juga bisa dipakai bahan asam-asam atau bumbu kecap. Sebagai penyegar mulut setelah makan, dua sajian minuman dibuat Tri Haryanto, kelapa muda spesial dan jus sehat. Kelapa muda spesial lebih tradisional, sedangkan jus sehat dibuat dari campuran sayuran dan buah-buahan segar. ida

Sumber: SURYA Online

Roti Buaya, Simbol Kesetiaan

Roti Buaya, Simbol Kesetiaan


Setiap acara pernikahan yang mengusung adat Betawi, pasti tak pernah meninggalkan roti buaya. Biasanya roti yang memiliki panjang sekitar 50 sentimeter ini dibawa oleh mempelai pengantin laki-laki pada acara serah-serahan.

Selain roti buaya, mempelai pengantin laki-laki juga memberikan uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, serta beberapa peralatan rumah tangga.

Dari sejumlah barang yang diserahkan tersebut, roti buaya menempati posisi terpenting. Bahkan, bisa dibilang hukumnya wajib. Sebab, roti ini memiliki makna tersendiri bagi warga Betawi, yakni sebagai ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup-semati.

Asal muasal adanya roti buaya ini, konon terinspirasi perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Dan masyarakat Betawi meyakini hal itu secara turun temurun.

Selain terinspirasi perilaku buaya, simbol kesetiaan yang diwujudkan dalam sebuah makanan berbentuk roti itu juga memiliki makna khusus. Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemampanan ekonomi. Dengan maksud, selain bisa saling setia, pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan.

Karenanya, tak heran jika setiap kali prosesi pernikahan, mempelai laki-laki selalu membawa sepasang roti buaya berukuran besar, dan satu roti buaya berukuran kecil yang diletakkan di atas roti buaya yang disimbolkan sebagai buaya perempuan. Ini mencerminkan kesetian mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan sampai beranak-cucu. Tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang.

Menurut Haji Ilyas, salah satu tokoh Betawi di Tanahtinggi, Jakarta Pusat, meski saat ini banyak warga Betawi yang merayakan pernikahan secara modern, tapi mereka masih memakai roti buaya sebagai simbol kesetiaan. Karena roti buaya sudah membudaya bagi warga Betawi.

“Adat kite ntu kagak ilang. Masih banyak nyang pake. Kite ambil contoh di kawasan Condet, Palmerah sampe ke Bekasi, malahan sampe Tangerang,” lanjut pria yang sering disapa Haji ini.

Sayangnya, saat ini roti buaya tidak mudah dijumpai di toko-toko roti. Untuk itu, bagi pasangan yang akan menikah harus pesan dulu ke tukang roti. Dan harganya juga bervariasi tergantung ukuran yang dipesan, yakni mulai dari 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Itu sudah termasuk rasa roti, keranjang, dan asesoris pelengkapnya. “Roti buaya adalah kue perayaan, jadi nggak setiap hari ada. Kalau mau beli harus pesan dulu,” kata Ari, salah satu pedagang kue di Pasar Senen.

Sejatinya, bagi warga yang sudah terbisa membuat roti, tidak terlalu sulit membuat roti buaya ini. Sebab, bahan dasarnya sangat sederhana, yakni terigu, gula pasir, margarine, garam, ragi, susu bubuk, telur dan bahan pewarna. Keseluruhan bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga rata dan halus, kemudian dibentuk menyerupai buaya. Setelah bentuk kemudian dioven/panggang hingga matang.

Sumber: Kompas.Com

Nikmatnya Nasi Goreng Arang

Nikmatnya Nasi Goreng Arang

Di negeri ini, nasi goreng mungkin bisa dijuluki ’makanan generik’. Nasi goreng ada di mana-mana, dari rumah makan mentereng dengan pendingin udara (AC) hingga penjaja dengan gerobak pikulan di pinggir jalan. Soal cita rasa tentu tergantung selera masing-masing orang. Kalau memang disukai orang, tentu penjual nasi goreng itu akan bertahan lama.

Seperti Rumah Makan Bumen Jaya yang dikenal sebagai salah satu rumah makan yang bertahan melestarikan makanan turun-temurun itu sejak dahulu. Di rumah makan tersebut, nasi goreng disajikan dalam beberapa variasi, antara lain nasi goreng ayam dan nasi goreng kambing. Ada pula mi rebus, sate ayam, sate kambing, sop kambing, gule, tongseng, dan lainnya. Namun yang menjadi ciri khas adalah nasi goreng ayam dan mi rebus.

”Sudah 45 tahun rumah makan ini berdiri, dan dari dulu resep yang dibuat bapak tidak pernah berubah. Begitu juga dengan cara memasaknya, masih dengan memakai arang,” ujar Robiyanti (63), pemilik Rumah Makan Bumen Jaya. ’Bapak’ yang dia maksud adalah almarhum suaminya Anwar Sanusi.

Ketika Warta Kota mengamati, pengolahan masakan itu memang menggunakan anglo alias tungku tanah liat dengan bahan bakar arang kayu. Dengan demikian cita rasa masakan yang dihasilkan sangat khas.

Nasi goreng ayamnya diberi potongan daging ayam cukup banyak, disertai taburan emping yang melimpah. Hanya saja saat disajikan kebetulan agak dingin, karena ketika kami sampai di sana, terlihat di atas kompor sudah ada satu wajan besar berisi nasi goreng yang sudah siap, tinggal disajikan saja dengan tambahan emping.

Rasa nasi gorengnya lumayan. Kalau suka rasa pedas, pengunjung tinggal pesan khusus kepada sang koki. Nasi goreng itu pun akan diberi irisan cabai rawit. Wah, bisa dibayangkan pedasnya irisan cabai yang tergigit.

Mi rebusnya juga patut dicoba. Kami memilih mi nyemek. Diolah seperti membuat mi rebus tetapi hanya dengan sedikit kuah atau dalam bahasa Betawi disebut nyemek. Warnanya kecokelatan dan manis karena diberi campuran kecap. ”Awalnya bapak memakai mi kuning basah, tetapi semenjak ada isu boraks, kami jadi tidak berani pakai mi itu lagi. Paling sekarang pakai mi telur kering,” jelas Robiyanti.

Uritan

Sedikit membuka rahasia, menurut perempuan yang akrab dipanggil Yanti tersebut, bumbu dasar untuk nasi goreng berupa tomat, bawang putih, kemiri yang dihaluskan lalu ditumis sehingga menjadi bumbu jadi yang tinggal diolah bersama mi atau nasi.

Hanya saja kini ada yang berkurang. Kalau dulu ada campuran uritan (telur yang belum jadi di dalam perut ayam—red) di dalam bumbunya. ”Sekarang sudah susah cari uritan di pasar, tapi rasanya tidak berubah kok,” tegas Yanti.

Baik nasi goreng maupun mi selalu disajikan dengan taburan emping. Bila Anda ingin lauk tambahan untuk nasi goreng, seperti kepala ayam, brutu (ekor), atau sayap, tinggal memesannya. Setiap lauk harganya Rp 3.000 per porsi. Nasi goreng ayam dan mi nyemek plus telur mata sapi harganya Rp 15.000 per porsi.

Sambil menunggu makanan yang dipesan datang, pengunjung bisa memesan otak-otak atau tahu pong sebagai camilan. Seporsi otak-otak isi 10 bungkus Rp 20.000, sedangkan tahu pong isi 10 biji Rp 10.000. Untuk minuman, yang jadi favorit pengunjung adalah es jeruk kelapa yang harganya Rp 10.000 per gelas.

Soal cita rasa tak perlu diperdebatkan. Setiap orang punya cita rasanya sendiri-sendiri. Yang pasti, Bumen Jaya sudah bertahan 45 tahun. Itu saja sudah menunjukkan bahwa menu dan cita rasanya yang khas punya penggemar tersendiri. Kalau tidak, tentu sudah gulung tikar. (Dian Anditya Mutiara)

Sumber: Kompas.Com

Slruup! Sop Daging Betawi Punye

Slruup! Sop Daging Betawi Punye
Eka Septia – detikFood

Jakarta – Buat yang sedang meriang, badan kurang segar, sup yang satu ini bisa jadi obat mujarab. Inilah sop daging sejujurnya olahan dapur Betawi. Kuahnya bening kecokelatan, dengan potongan daging yang kekar namum empuk lembut. Jangan ditanya lagi rasanya. Gurih, segar dan nikmat kagak ade duenye!

Rumah makan Berkah ini sudah kondang sejak lama. Sajian andalannya ya cuman sop daging. Peringatan pertama, jangan terlalu siang kalau mau mampir ke warung makan yang ada di dekat gedung Prabu 1 Jl.TB Simatupang ini. Pasalnya Anda bakal harus menunggu di luar untuk dapat kursi atau yang paling apes, sop sudah habis!

Karena tak mau mengalami kekecewaan, maka sayapun menyiapkan waktu. Jam 12 lewat sedikit sudah ada di rumah makan yang sudah ada sejak tahun 1980 an ini. Ternyata hampir semua meja sudah dipenuhi pengunjung pada jam makan siang itu.

Menu andalan rumah makn ini dari dulu adalah sop daging sapi. Hanya tersedia dua ukuran, mangkuk kecil dan mangkuk besar. Buat yang tidak suka daging sapi, ada ayam goreng telur dan pepes ikan mas.

Di ujung bagian tengah terdapat lemari kaca tempat meracik soto. Uap gurih aroma daging segera tercium. Usaha saya untuk meminta potongan daging dengan sedikit tulang ternyata gagal. “Sudah habis, tinggal daging aja”’ demikian komentar sang pelayan.

Pesanan sup dalam porsi kecil disajikan dalam mangkuk sup ukuran sedang. Ada sekitar 3-4 potong daging sapi dalam ukuran lumayan besar, sekitar 4×4 cm. Bongkahan daging ini direndam kuah kecokelatan bening dan ditaburi urusan daun bawang dan seledri yang lumayan royal. Aroma kaldu sapinya sangat gurih menusuk hidung!

Kalau melihat besarnya potongan daging tentu jadi ragu. Apa empuk ya daging sebesar itu? Hmm…ternyata daging sangat mudah dipotong dengan sendok dan garpu. Rasanya? Empuk, lembut dan gampang dikunyah. Tekstur dagingnya kemerahan. Mungkin saja daging dimasak dengan panci tekan sehingga tetap kekar tapi empuk! Paling tidak perlu proses memasak yang cukup lama dan teliti menjaga kaldu agar tida keruh.

Hirupan kuahnya teras gurih, jujur, alami selayaknya kaldu daging asli yang sedap. Setelah diaduk dengan sambal rawit dan kucuran air jeruk nipis, barulah terasa agak sangar, sedikit mengigit dan memiu derasnya cucuran keringat!

Untuk menikmati sop daging ini selain dengan nasi, ada lauk-pauk sederhana yang tersedia. Perkedel, tempe goreng dan tahu goreng plus emping melinjo super besar. Tempenya berukuran besar, digoreng kering dengan rasa bawang meresap. Garing dan gurih. Perjedelnya selain besar, padat rasanya juga gurih lembut dengan aroma pala dan merica yang wangi. Semuanya tampil seperti gaya Betawi, polos, seadanya!

Cucuran keringat pun saya redakan dengan es jeruk peras yang asli, asam manis dan segar. Emping yang dikucuri kecap manispun jadi pelengkap sempurna santapan sop daging ini. Sebagai peredam rasa pedas dan lemak sop di mulut, pencuci mulut di warung ini saying dilewatkan. Kue bugis di tempat ini memag kondang. Terbuat dari tepung ketan hitam dengan unti kelapa yang putih serta dibungkus daun pisang. Legit, lentur dan wangi rasanya, pas buat pencuci mulut! Sayapun membawa beberapa bungkus kue bugis ini untuk dibawa pulang!

Harga yang ditaawrkan warung makan ini masih relative murah mengingat porsunya yang lumayan besar. Sop daging mangkuk kecil Rp 25.000,00 dan mangkok besar Rp 30.000,00. Tahu dan tempe Rp 1.500,00 sedangkan untuk perkedel Rp 3.000,00. O ya, kue bugis yang enak dan legit itu hanya Rp. 1.000,00 per bungkus. bukan? Kalau ingin mneyegarkan badan sambil memcicipi kuliner Betawi yang sejujurnya, mampir saja ke warung makan ini!

RM. Berkah
Masakan Betawi
Jl. Jeruk Purut No.10 Cilandak Timur
Jakarta Selatan
Samping Gedung Ratu Prabu I, belakang masjid
Telp: 021-7815652

Sumber: detikFood

Teh Telur Segar Berkhasiat

Teh Telur Segar Berkhasiat
By Republika Contributor

Teh merupakan salah satu minuman favorit masyarakat di Indonesia. Selain dinikmati sebagai minuman penyegar usai bersantap, teh juga bisa menjadi minuman berkhasiat yang menyehatkan tubuh. Teh telur atau teh talua asal ranah Minang merupakan salah satu pilihan menarik.

Jika belum pernah mencicipi teh dengan campuran kuning telur itu, sebaiknya Anda mencobanya. Jangan khawatir dengan rasa amis yang berasal dari kuning telur.

Jika dilakukan dengan tepat, tak akan ada rasa yang membuat penikmatnya merasa mual. Minuman yang konon merupakan sajian wajib masyarakat Minang ketika sarapan dan dikala santai diyakini memiliki khasiat yang menyehatkan tubuh.

Pemilik Martabak Kubang di Depok, Jawa Barat, Iwan membenarkan hal itu. Menurut dia, sajian teh telur selain menyegar juga memberikan khasiat. Maka tak heran teh talua atau teh telur kini menjadi merupakan minuman favorit konsumen saat berkunjung ke restorannya.

“Di Padang sana, pemuda yang berasa lelah atau capai tidak pernah minum obat-obatan. Hanya meminum Teh Telur, badan yang terasa lemah dan lesu kembali lebih bugar. Jika akan melakukan kerja malam atau lembur, posisi teh bisa digantikan kopi. Dijamin Anda tidak akan tidur,” tuturnya kepada Republika Online, belum lama ini.

Menurut Iwan, teh telur juga berkhasiat menghangatkan badan disaat cuaca dingin. Lebih dari itu, teh telur tidak saja soal khasiat dan citarasa tapi juga wujud seni lain saat menikmati teh.

Dari segi rasa, teh telur mirip seperti teh tarik asal India. Hanya saja, campuran kuning telur menjadi pembeda. Sama seperti sajian teh tarik, teh telur tidak hanya dinikmati selagi hangat tapi juga nikmat bila diberikan es. Dengan begitu, sajian teh telur bisa menjadi alternatif minuman sehat dikala santai bersama kerabat.

Diakui Iwan, tidak semua restoran masakan Padang menyajikan teh telur sebagai minuman. Meski begitu, sajian teh telur telah begitu luas dikenal masyarakat terutama kalangan anak muda. Untuk menikmati sajian teh telur di Martabak Kubang, anda cukup membayar 8 ribu rupiah saja. Jika dirasa ingin berhemat, Anda bisa membuat sendiri

Cara membuatnya begitu mudah, Anda hanya menyiapkan teh kental, telur, susu kental dan gula. Sajikan terlebih dahulu teh kental, jika ingin terasa kekentalannya maka gunakan teh bubuk jangan teh celup. Lalu, pisahkan kuning telur dan putih telur lalu masukan gula sembari diaduk bersamaan. Ketepatan paduan bahan menjadi kunci untuk menghilangkan rasa amis yang ditimbulkan kuning telur. Selamat mencoba. (cr2/rin)

Sumber: Republika Online

Emping, Si Kerupuk Melinjo

Emping, Si Kerupuk Melinjo
Odilia Winneke – detikFood

Jakarta – Emping? Hmm..banyak orang sekarang takut menyantapnya. Padahal rasanya yang gurih renyah dengan aroma wanginya bisa bikin ketagihan. Jakarta juga punya koleksi emping yang yahud. Bukan hanya besar ukurannya tetapi renyah gurih melayang rasanya. Cobain yuk!

Kalau bicara soal emping memang tak ada habisnya seperti saat mengunyahnya. Emping merupakan hasil olahan biji buah melinjo. Buah ini dihasilkan oleh pohon melinjo yang dikenal dengan sebutana tangkil. Pohonnya tinggi besar, batangnya kokoh, dengan daun yang oval licin.

Di berbagai daerah terdapat pohon melinjo juga di Jakarta. Kawasan yang terkenal sebagai penghasil melinjo adalah Condet. Kawasan ini oleh Gubernur DKI Ali Sadikin pada tahun 1975 ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. Daerah yang sejuk dengan rerimbunan pepohonan ini meliputi kelurahan Batu Ampar, Bale Kambang dan Kampung Tengah atau Gedong.

Di Condet terkenal hasil buah yang berkualitas bagus seperi kecapi, duku, salak, durian dan emping. Sayang sekali kini sulit mencari buah-buahan asli tersebut. Jika sedang musim biasanya salak, duku dan emping dijajakan di pinggir jalan di depan rumah penduduk.

Emping Condet berbeda dengan emping dari daerah lain. Biji melinjonya disangrai dalam pasir panas sehingga matang. Kemudian biji ini dikupas kulit kerasnya dan dipipihkan dengan palu. Biasanya beberapa biji dipipihkan bersambungan sehingga membentuk lingkaran kerupuk yang tipis lebar. Diameternya ada yang 10 cm sampai 20 cm.

Setelah digoreng barulah mengembang dan makin terasa gurih enaknya. Bisa dimakan begitu saja tetapi makin enak dijadikan topping soto Betawi, gado-gado atau sop kaki kambing. Soal ancaman kandungan asam urat, tak usahlah terlalu risau. Kalau tak tiap hari siapa takut?

Sambil makan emping boleh juga kite berpantun kayak encing dan encang:

metik kwini jangan dikadut
kalu dikadut banyak getahnye
nyari bini jangan nyang gendut
kalu nyang gendut banyak anaknye

Sumber: detikFood

Yuk Kite Makan Nasi Uduk Betawi!

Yuk Kite Makan Nasi Uduk Betawi!
Odilia Winneke – detikFood

Jakarta – Sudah berapa lama tinggal di Jakarta? Sudah pernah mencicipi nasi uduk Betawi? Hmm…kalau belum, mumpung Jakarta lagi ulang tahun, siang ini bisa mampir ke warung nasi uduk. Nasinya pulen gurih, lauknya komplet dan sambalnya pedas gurih!

Nasi uduk merupakan salah satu koleksi kuliner Betawi yang sudah jadi ikon kota metropolitan ini. Nasi ini merupakan sajian nasi komplet dengan lauk-pauknya. Ada yang bilang nasi ini merupakan kuliner Betawi asli. Namun, ada juga yang bilang kalau nasi ini pengaruh kuliner India yang memang punya koleksi nasi gurih yang mirip, diolah dari beras basmati.

Uniknya nasi uduk Betawi bisa dinikmati kapan saja. Bisa untuk sarapan, makan siang atau makan malam. Karena itu warung nasi uduk juga ada yang buka malam hari. Yang tersohor nasi uduk di kawasan Kebon Kacang dan Palmerah yang masih memegang ‘aliran’ Betawi asli.

Sajian ini terdiri dari nasi uduk yaitu nasi yang ditanak dengan santan, daun salam, dan serai sehingga pulen, gurih dan wangi. Nasi ini dibungkus daun pisang berbentuk kerucut dengans eikit taburan bawang merah goreng di atasnya. Kualitas nasi ini yang menentukan enak tidaknya nasi uduk.

Lauk-pauknya terdiri dari ayam, jeroan ayam, paru, empal, tahu dan tempe yang semuanya digoreng. Sedangkan yang khas adalah semur jengkol dan semur tahu kentang Cocolan yang wajib adalah sambal kemiri yang kemerahan dan kental, kadang ditambah dengan sambal biasa plus kecap manis.

Paling afdol makan nasi uduk pakai tangan langsung beralas daun pisang. Lauk-pauk bisa dipilih sesuai selera, setelah nasi diaduk dengan sambal, barulah disuap dengan lauk pilihan. Lalap daun kemangi, timun dan tomat disajikan sebagai pelengkap. Ciri khas setelah menyantap nasi uduk ini ya keringat berlelehan dan perut kenyang. Sedap benar!

Kalau ingin makan siang bermenu nasi uduk, coba pilih salah satu warung makan yang buka siang hari ini.

Kedai Nasi Uduk & Ayam Goreng
‘Puas Hati’
Jl. Kebon Kacang I no.63
Jakarta Pusat
Telpon: 021-3919031

Nasi Uduk Bang Muri
Pertigaan Jl. Palmerah Barat-Jl.Kebayoran Lama-Rawa Belong
Jakarta Barat

Nasi Uduk Hj.Ellya
Jl. Pedanggrahan bo. 169, Kembangan
Jakarta Barat
Telpon: 021-70978034

Rumah Makan Ayam Goreng & Nasi Uduk
H.Babe Saman
Jl. Kebon Kacang I
Jakarta Pusat
Telpon: 021- 3145429

Nasi Uduk Bang Jali
Samping Senayan Residence
Jl. Patal Senayan

Sumber: detikFood

“Manohara” Diserbu Penggemar Ayam Goreng

“Manohara” Diserbu Penggemar Ayam Goreng
By Republika Newsroom

Kisah duka Manohara, isteri Pangeran Tengku Muhammad Fahry dari Kesultanan Kelantan Malaysia yang berujung popularitas di tanah air juga merebak di Bandung dan sekitarnya termasuk Sumedang yang dikenal kota jajanan dan kuliner.Sebuah kedai makanan berlokasi di Jalan Angkrek no 13 Sumedang yang ikut menangguk kecipratan keuntungan hanya dengan menyediakan menu baru diberi nama “Ayam Goreng Manohara”, karena terus diserbu pembeli.

Subur Setio, pemilik kedai di sela-sela kesibukan melayani pembeli kepada ANTARA, Rabu mengaku mendapatkan omzet rata-rata Rp 2 juta per hari bersamaan tersedianya menu baru Manohara sejak sepekan belakangan.Kedai itu sendiri buka dalam sepekan setelah terinspirasi ketenaran nama Manohara yang hampir setiap hari ditayangkan seluruh stasiun televisi nasional dan media cetak.”Kedai ini tidak ada hubungannya dengan Manohara yang lagi top itu, tapi saya kira dia tidak ada masalah namanya saya pakai untuk kedai ayam goreng,” ucap Subur seadanya.

Kekhasan ayam goreng Manohara di Sumedang itu berupa potongan ayam disayat, ditusuk, dan diberi bumbu serundeng. Ide disayatnya ayam ini muncul dari kisah Manohara itu sendiri yang kerap disayat oleh suaminya. Setio yang awalnya merupakan pedagang emas ini telah berusaha untuk mempromosikan kedainya salah satunya dengan beriklan di salah satu televisi swasta.

Kedai buka dari pukul 14.00 dengan menu andalan “Ayam goreng Manohara atau sayat” yang dibandrol Rp.7000. Kedai ini banyak dikunjungi anak muda karena lokasinya dekat dengan kampus Universitas Sebelas April Sumedang. Faktor lokasi yang strategis ini membuat kedai ayam ini semakin ramai dikunjungi.

Ide penamaan tempat usaha dengan nama orang terkenal bukanlah hal baru. Sebelumnya banyak terjadi hal serupa yang dilakukan oleh orang-orang bisnis dalam menyiasati usaha mereka agar mendapat hasil yang memuaskan. Tak hanya nama orang terkenal yang jadi inspirasi, tetapi juga peristiwa yang terjadi dan cukup menghebohkan.

Sebut saja beberapa tahun ke belakang ketika di Aceh terjadi musibah tsunami, para pengusaha kerudung membuat kerudung yang disebut “kerudung tsunami” padahal bentuk kerudungnya tak jauh berbeda dengan kerudung langsung pakai yang sudah ada di pasaran. ant/kpo

Sumber: Republika Online

Nikmat Racik Istimewa Martabak Kubang

Nikmat Racik Istimewa Martabak Kubang
By Republika Newsroom

Martabak adalah salah satu jenis jajanan yang umum ditemui di tanah air. Bagi para penggemarnya, tak lengkap rasa jika belum mencicipi martabak Kubang. Rasanya yang gurih dengan campuran bumbu racikan rempah, ditambah dengan kuah sebagai pelengkap, dijamin membuat ketagihan ketika menyantapnya.

Jajanan asli Mesir tersebut pada awalnya tidak begitu dilirik. Namun, dengan kreasi olahan rasa yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia, martabak Kubang bisa mendapat tempat di berbagai kalangan sebagai makanan favorit.

Menurut Pemilik Restoran Martabak Kubang di Depok, Jawa Barat, Iwan, sejarah perkenalan martabak seiring sejalan dengan martabak Kubang. Dikatakan Kubang, karena martabak tersebut berasal dari sebuah daerah di Kabupaten Lima Puluh Kota, Padang, Sumatera Barat.

“Awalnya, martabak dibuat dan diperkenalkan oleh H. Yusri Darwis di Sumatera Barat. Kala itu, martabak memang telah dikenal sebagai makanan asli Mesir,” kata Iwan kepada Republika Online, Selasa (16/6).

Iwan mengaku, rahasia utama Martabak Kubang terletak pada bumbu olahan daging yang menjadi isi Martabak. “Jika martabak aslinya terasa datar atau hambar maka martabak kubang ibarat memakan rendang. Rasa pedas dari racikan rempah begitu terasa,” tutur Iwan.

Racikan pun tidak sembarang dibuat, karena berasal dari resep Yusril Darwis yang mengirim langsung dari Kubang. Menurutnya, rasa yang dihasilkan merupakan hasil perpaduan 16 rempah yang terserap dalam balutan daging, daun bawang, selederi dan telur bebek. “Campuran bahan, kami jaga keseimbangannya. Karena jika lebih saja dari takaran maka akan terasa beda,” kata dia.

Selain itu, kata Iwan, martabak kubang, takaran daging begitu dominan. Bayangkan untuk satu kilo daging yang dirancak bisa menjadi 15 martabak Kubang dan 10 martabak Kubang Spesial. Hingga dirata, 60 kg daging sapi segar habis dikonsumsi perhari dari 4 cabang martabak Kubang. Daging sapi pun tak sembarang daging, dagingnya harus segar yang baru saja dipotong. Karena diyakini Iwan, kesegaran daging menjadi faktor penting dalam penyajian.

Rahasia kelezatan, martabak Kubang tidak hanya terletak pada martabaknya saja. tetapi sambal ajaib yang juga merupakan resep rahasia. Selintas, sambal terlihat sederhana yakni berisi irisan tomat, cabai hijau dan bawang bombai. Namun, ketika dicicipi, rasa asam yang berasal dari cuka, kemudian manis yang berasal dari kecap serta rasa pedas yang berasal dari cabai hijau bersatu padu dengan nikmatnya dalam lidah.

“Mungkin, ketika pelanggan yang pernah mencicipi kemudian akan membuat sendiri akan kecewa karena rasanya tidak sama dengan buatan martabak kubang. Seperti memasak bumbu untuk isi martabak, keseimbangan bahan menjadi kunci penting rasa sambal,” katanya.

Ketika mencicipi, terasa anda menikmati sajian kebab Timur Tengah. Hanya saja, dagingnya terasa gurih dan lembut layaknya rendang. Rasa semakin mantap ketika dicolekan ke dalam sambal. Rasa manis, pedas dan asam tercampur nikmat dengan daging plus daun bawang dan seledri.

Jika pengunjung memang memiliki rasa lapar tingkat tinggi, maka Iwan pun memperkenankan penggunjung memesan nasi atau roti cenai. “Biasanya, kalau yang memesan pakai nasi itu mahasiswa. Mereka beli satu porsi martabak kemudian bawa nasi sendiri dan makan ramai-ramai,” cerita Iwan.

Kisah Sukses

Bercerita mengenai awal kesukesan Martabak Kubang, sebenarnya tak terlalu mulus. Martabak Kubang pertama kali dijual menggunakan gerobak di Padang, Sumatera Barat. Kemudian sekitar tahun 1974, H. Yusri Darwis, Dasril (alm) dan Iwan memutuskan untuk berdagang di Jakarta.

Kemudian 10 April 1988, dibukalah cabang pertama yang berlokasi di Jalan Prof. Dr. Saharjo,Tebet, Jakarta Selatan. 3 tahun pertama diceritakan Iwan merupakan fase yang sangat sulit. Karena saat itu, martabak belum dikenal luas masyarakat.

Berkat kerja keras dan pantang mundur, lambat laun martabak Kubang mulai akrab dilidah masyarakat Jakarta. Hasilnya, enam tahun berselang tepatnya tahun 1994, Iwan membuka cabang pertama di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat. Tak disangka, masyarakat Depok cepat akrab dengan martabak Kubang. lantas, dia pun memperluas usaha di daerah Kelapa Gading pada tahun 2000. Namun, ternyata tidak sesukses dua cabang sebelumnya.

Tak menyerah, tahun 2007, Iwan membuka cabang ketiganya di kawasana Kalimalang, Jakarta Timur. Sambutan luar biasa diperoleh Iwan. Dia pun memutuskan untuk membuka cabang di daerah Serpong, Tangerang, Banten. Lagi-lagi sambutan masyarakat Serpong begitu antusias.

“Alhamdulillah, Jadi prinsip saya semakin memperbanyak outlet maka makin luas pula pasarannya. Jadi makin terkenal kita juga mudah memasarkannya,” tutur Iwan prihal kesuksesannya. Kini kesuksesan Iwan memicu kemunculan martabak-martabak kaki lima di seantero Jakarta.

Hingga kini, untuk menjaga kualitas Martabak Kubang, Iwan tidak memperkenankan pembuatan franchise martabak Kubang. Pernah suatu ketikam kedutaaan besar Singapura mengajaknya berkerja sama, namun Iwan tetap teguh pada pendirian untuk tidak mendirikan franchise.

Sebagai langkah penjagaan mutu, Iwan pun memantenkan merk Martabak Kubang sehingga pedagang-pedagang martabak lain tidak bisa menggunakan nama martabak kubang secara sembarang. “Kebanyakan pedagang lain menggunakan martabak mesir sebagai nama jualan,” kata dia. Iwan berani menjamin keaslian dan originalitas martabak Kubang.

Dibuka pukul 11.30 WIB hingga 23.00 WIB disetiap cabang Martabak Kubang. Pecinta kuliner bisa menikmati sajian Martabak Kubang biasa dengan harga 19 ribu rupiah. Sedangkan untuk martabak Kubang spesial dijual dengan harga 22 ribu rupiah. Bila ditambah seporsi teh telur menyegarkan cukup menambah 8 ribu rupiah.

Selain menyajikan Martabak Kubang sebagai favorit, turut disajikan makanan lain yang tak kalah dengan sajian Martabak Kubang, anda bisa mencicipi nasi goreng Padang, Soto Padang, Es Tebak, Mie rebus dan goreng Padang. Anda tertarik? (cr2/rin)

Sumber: Republika Online

Angsa Bakar dan Oseng Emprit

Angsa Bakar dan Oseng Emprit
IGN sawabi

MENCARI makanan eksotis dengan cita rasa nan tak terlupakan, tidaklah sulit jika anda berkunjung ke Yogyakarta. Warung bakmi dengan sederet nama terkenal, restoran dengan sajian memukau ada di hampir setiap tikungan jalan, bahkan hingga ke pelosok kampung pun banyak ditemukan.

Mereka berlomba menggugah selera tetamunya. Salah satunya, yakni Waroeng Dhahar Pulosegaran di dusun Tembi, Jl Parangtritis, Bantul Yogyakarta. Di sini tamu bisa menikmati kuliner eksotis dan unik yang hanya satu-satunya di kota Yogyakarta sambil memandang hamparan sawah dan pepohonan desa Tembi yang menghijau di kejauhan.

Tembi sendiri sekarang merupakan sebuah ikon produk budaya yang terletak di selatan kota Yogyakarta. Rumah Budaya Tembi adalah sebuah usaha panjang proses perwujudan Desa Budaya berbasis lingkungan yang didirikan di dusun Tembi, desa Timbulharjo, kecamatan Sewon, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rumah Budaya Tembi mempunyai fasilitas akomodasi bernuansa pedesaan yang merupakan sebuah usaha konservasi dari rumah limasan Jawa yang ada di pedesaan. Juga ada sarana lainnya seperti pendapa, museum, galeri, rumah penginapan, kolam renang, serta warung dhahar yang dilengkapi dengan hotspot internet.

“Masa Lalu Selalu Aktual”, menjadi visi Rumah Budaya Tembi yang menempatkan sejarah sebagai dasar pijakan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan. Sejarah sebagai pengalaman dalam proses “menjadi” dan bukan sekedar “masa lalu” yang statis.

Yogyakarta yang dikenal sebagai kota dengan aneka produk budaya juga terkenal dengan aneka ragam jenis makanannya yang khas. Khas karena makanan tersebut hanya berada atau berasal dari daerah ini.

Kalau kebetulan sedang di Yogya, pastilah mengenal jalan Parangtritis. Pada jalan ini dalam jarak tempuh 8,5 Km ada Rumah Budaya Tembi, yang didalamnya terdapat Waroeng Dhahar Pulo Segaran. Kalau ditulis lengkap jalannya, Rumah Budaya Tembi, Jl. Parangtritis Km 8,5 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Di Waroeng Dhahar Pulo Segaran ini memang tidak hanya menyediakan jenis menu ‘tradisional’, yang cukup aneh, bahkan bisa membuat orang berkerut kening ketika mendengar. Misalnya, ada jenis menu daging bajing (tupai) yang disajikan dalam bentuk sup. Pendeknya, sup bajing (tupai). Tetapi bagi orang yang mengenal dan sering berburu bajing sampai ke desa-desa, akan bergumam: Ini dia. Selain itu, sesungguhnya ada juga daging tupai goreng atau bajing goreng. Menu-menu langka seperti ini memberikan nuansa etnik dan seperti kembali ke ‘masa laloe’.

Di Yogya memang ada beragam jenis warung dan restoran yang menyajikan menu dari beragam lokal. Pulo Segaran, tampaknya hendak melakukan eksplorasi pada menu-menu yang ‘dilupakan’, atau mungkin, menu yang ‘kurang lazim’ untuk restoran. Atau sesungguhnya, bisa pula dimengerti, menu di ‘Pulo Segaran’ adalah upaya untuk mengenali kultur lokal pada masa lalu, yang ditapaki pada makanan. Karena, dari makanan, orang bisa mengenali jenis kultur satu masyarakat tertentu.

Misalnya saja menu “Pepes Tawes Kali Opak” yang sangat lunak. Membuka bungkusan daun pisang, sebagai ciri khas dari menu pepes, dengan segera lidah akan ‘meminta’ untuk mengecapnya. Menu ‘Pepes Tawes Kali Opak’, satu porsi, termasuk sepiring nasi hanya seharga Rp 9000,-. Akan lebih terasa nendang lagi rasanya, jika dalam menikmati pepes tersebut disertai teh poci, atau jenis minuman Jawa lainnya, misalnya ‘wedang secang’ atau ‘wedang uwuh’.
Menu ‘Pepes Tawes Kali Opak’ ini mengambil formula bumbu yang sama. Artinya khas bumbu pepes. Hanya yang tersedia dibungkusan daun pisang yang telah dimasak pepes, terdapat ikan tawes. Ketika menikmatinya: ‘Rasanya Nendang’
Bagi orang yang tidak suka pedas, ‘Pepes Tawes Kali Opak’ tetap bisa dinikmati. Karena, meski memakai cabe, tetapi tidak membawa rasa pedas. Kalau memerlukan rasa pedas, tinggal ditambahi sambal trasi, atau sambal tomat. Lengkap, rasa pedasnya. Dan, sambil menyuruput teh poci: seperti kembali ke masa lalu.

Bagaimana dengan oseng emprit dan gulai angsa? Rasanya, orang sudah mengenal dan mudah mencari daging kambing dan daging sapi. Atau juga ayam goreng maupun bebek goreng. Namun mungkin, jarang menemukan daging angsa atau dalam bahasa Jawa disebut banyak. Di Waroeng Dhahar Pulo Segaran tersedia menu daging banyak yang dimasak gule maupun goreng. Tamu tinggal pesan ‘gule banyak’ atau ‘goreng banyak’.

Kuah ‘gule banyak’ memberikan rasa setiap kali menikmati. Dagingnya pun empuk, sehingga tidak repot mengunyahnya. Daging goreng banyak, hampir tidak beda dengan dageng goreng bebek. Mungkin orang sulit membedakannya. Sambal terasi yang menyertai daging goreng banyak memberikan rasa tersendiri dari menu makanan ‘goreng banyak’.
Harga satu porsi termasuk murah, dengan hanya Rp. 12.600 Anda sudah bisa mendapatkan ‘gule banyak’ atau ‘goreng banyak’ dan itupun sudah termasuk sepiring nasi.

Bagi kaum muda, apalagi remaja yang ‘tidak mengenal’ menu etnik, karena terbiasa dengan menu global. Ada baiknya mencoba di Waroeng Dhahar Pulo Segaran agar mengenali ‘masa laloe’ untuk memahami kekinian. Dari menu makanan hal seperti itu bisa ditempuh. Dan Waroeng Dhahar Pulo Segaran adalah start untuk menempuhnya.

Burung pipit yang dalam bahasa Jawa disebut emprit, tak lebih merupakan burung yang menjadi hama petani. Bentuknya kecil mungil. Apakah ada dagingnya? Tentu tidak cukup seekor dua ekor untuk bisa menikmati menu satu ini. Perlu berekor-ekor emprit, baru kita bisa merasakan; oo ini yang namanya oseng emprit.

Menu-menu andalan :
– Gule Banyak
– Goreng Banyak
– Bakaran Banyak
– Tongseng Manuk Emprit
– Oseng-oseng Manuk Emprit
– Tongseng Bajing
– Sup Bajing
– Sup Iwak Nila
– Sup Pitik Kampung
– Jangan Bobor
– Jangan Tempe Lombok Ijo
– Bakmi Jowo

– Carang Gesing
– Pisang Goreng Gula Aren
– Lumpia Pitik
– Tempe Mendoan
– Tahu Susur

– Teh Poci
– Wedang Secang
– Wedang Uwuh
– Wedang Temu Lawak
– Beras Kencur
– Serbat Jahe Anget

Sumber: Kompas.com